Kubah Hijau (Qubbat al-Khadra’), yang terletak di atas makam Nabi Muhammad saw di Masjid Nabawi, Madinah, merupakan salah satu simbol paling terkenal dalam dunia Islam. Kubah ini tidak hanya menjadi penanda fisik yang agung, tetapi juga memiliki nilai historis, spiritual, dan arsitektural yang mendalam. Berikut sejarah kubah hijau yang dapat kamu pelajari.
Awal Mula Makam Nabi Muhammad
Ketika Nabi Muhammad saw wafat pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah (632 M), beliau dimakamkan di kamar istrinya, Aisyah ra, yang bersebelahan dengan Masjid Nabawi. Pada saat itu, makam beliau tidak memiliki struktur apapun di atasnya, hanya berupa ruangan sederhana yang menjadi bagian dari rumah Aisyah ra.
Seiring dengan berkembangnya Islam, Masjid Nabawi mengalami perluasan dan makam Nabi Muhammad saw tetap menjadi bagian penting dalam setiap renovasi. Banyak pagar mengelilingi makam Nabi, hal ini untuk menjaga kehormatannya dan makam dua sahabat beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra, juga berada di tempat yang sama.
Pembangunan Kubah Hijau
Mamluk dan Al-Mansur Qalawun, membangun kubah pertama di atas makam Nabi Muhammad saw pada tahun 678 H (1279 M). Awalnya, kubah ini terbuat dari kayu dan terlapisi oleh lembaran timah untuk melindunginya dari kerusakan. Pada saat itu, kubah belum memiliki warna hijau seperti sekarang.
Selanjutnya, pada tahun 881 H (1476 M), Sultan Qaitbay, seorang penguasa Dinasti Mamluk lainnya, memperbaiki kubah tersebut dengan menggunakan material yang lebih kokoh. Kubah menjadi besar dan terlapisi oleh plester yang memperkuat struktur bangunan.
Pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah, Sultan Mahmud II memerintahkan renovasi besar-besaran pada tahun 1233 H (1817 M). Kubah tersebut dilapisi ulang dan dicat hijau, menjadikannya seperti yang kita kenal sekarang. Sejak saat itu, kubah ini terkenal sebagai Kubah Hijau.
Makna Kubah Hijau
Kubah Hijau memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Selain menjadi penanda makam Nabi Muhammad saw, kubah ini mengingatkan umat Islam akan cinta, penghormatan, dan teladan yang Rasulullah saw berikan. Kubah ini juga menjadi simbol persatuan dan kebesaran Islam di seluruh dunia.
Perawatan dan Renovasi Modern
Hingga kini, Kubah Hijau akan terus terawat dan selalu menjadi bagian dari Masjid Nabawi. Pemerintah Arab Saudi melakukan berbagai upaya renovasi untuk memastikan struktur tetap kuat dan aman bagi para peziarah. Meskipun demikian, akses langsung ke makam Nabi tetap terbatas, hal tersebut untuk menjaga penghormatan dan kesakralannya.
Sejarah Kubah Hijau ini membuktikan bahwa Kubah Hijau tidak hanya sebuah bangunan fisik, tetapi juga bagian dari perjalanan sejarah dan spiritual Islam. Kehadirannya mengingatkan umat muslim untuk terus meneladani kehidupan Nabi Muhammad saw dan menyebarkan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia. (Dian Safitri)