manusia terbaik menurut al-quran

Manusia Terbaik Menurut Al-Quran dan Rasulullah SAW

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Dalam kehidupan ini, setiap insan tentu mendambakan menjadi pribadi yang baik, dicintai Allah dan mendapatkan tempat mulia di sisi-Nya. Namun, apa sebenarnya ukuran kebaikan menurut pandangan Islam? Al-Quran dan sabda Rasulullah saw memberikan pedoman yang jelas mengenai siapa yang tergolong sebagai khairu an-naas (manusia terbaik).

Manusia Terbaik Menurut Al-Quran

Al-Quran memberikan beberapa kriteria manusia yang paling mulia di sisi Allah. Di antaranya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari harta, keturunan, jabatan, atau rupa, tetapi dari ketakwaannya. Takwa mencakup kesadaran penuh akan Allah dalam setiap aspek kehidupan baik ucapan, perbuatan, maupun niat tersembunyi di dalam hati.

Selain itu, Allah berfirman: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah…” (QS. Ali Imran: 110)

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia terbaik adalah mereka yang menyeru kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan beriman dengan sepenuh hati kepada Allah.

Manusia Terbaik Menurut Rasulullah SAW

Nabi Muhammad saw sebagai teladan utama umat Islam, juga menjelaskan karakteristik manusia terbaik melalui berbagai hadits. Beberapa di antaranya:

Pertama, bermanfaat bagi sesama. Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni)

Kebaikan tidak hanya diukur dari ibadah pribadi, tetapi juga sejauh mana seseorang memberi manfaat bagi orang lain baik dalam bentuk ilmu, bantuan, senyuman, maupun kebaikan kecil lainnya.

Kedua, akhlak yang mulia. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Akhlak mulia seperti sabar, jujur, rendah hati, dan kasih sayang menjadi indikator utama kepribadian terbaik dalam pandangan Rasulullah.

Ketiga, terbaik kepada keluarganya. Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Seringkali seseorang menunjukkan kebaikan di luar rumah, namun lupa bahwa ujian terbesar justru dalam memperlakukan keluarga dengan lembut dan kasih sayang.

Keempat, panjang umur dan baik amal. Rasulullah saw ditanya: “Siapakah manusia yang paling baik?” Beliau menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. Tirmidzi)

Waktu yang panjang menjadi berkah jika diisi dengan amal saleh, dakwah, dan kebaikan yang terus mengalir.

Kesimpulannya, manusia terbaik menurut Al-Quran dan Rasulullah saw bukanlah yang sekadar banyak ibadah ritual, tetapi juga yang bertakwa, berakhlak mulia, bermanfaat bagi orang lain, dan baik kepada keluarganya.

Islam mengajarkan keseimbangan antara hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas). Maka, marilah berlomba-lomba menjadi insan terbaik dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya, bukan sekadar terbaik menurut ukuran dunia. (Dian Safitri)