haji panggilan Allah

Haji Panggilan Allah, Apa Maknanya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang terletak di urutan ke lima. Allah mensyariatkan haji bagi hamba-Nya yang memiliki kemampuan dari segi harta, jiwa maupun raga. Bila dapat menunaikan ibadah haji, walaupun satu kali seumur hidup, maka hamba tersebut telah melaksanakan rukun Islam dengan sempurna.

Namun, ada hal menarik dari perintah haji, yakni siapa pun yang Allah takdirkan untuk menunaikan-Nya, di sebut sebagai tamu panggilan Allah. Apa makna dari haji panggilan Allah? Mari kita bahas dalam artikel berikut ini:

Perintah dari Allah

Panggilan haji adalah dari Allah kepada umat Islam. Allah akan menggerakkan, memampukan, siapapun yang Ia kehendaki untuk dapat ber-haji. Takdir Allah tiada yang dapat menyangkalnya, banyak kita temui para jamaah haji yang memiliki keterbatasan secara ekonomi, tetapi mampu menunaikannya. Hal ini membuktikan bahwa, panggilan haji adalah murni panggilan Allah Ta’ala.

“…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah…” (QS. Ali ‘Imran: 97)

Perintah tersebut menunjukkan bahwa Allah sendiri yang memanggil hamba-Nya untuk melaksanakan kewajiban tersebut. Maka, mudah bagi Allah untuk memilih siapapun yang memang pantas untuk menunaikannya.

Panggilan Hati

Setiap muslim pasti menginginkan dapat mengunjungi Tanah Suci Makkah dalam hatinya. Hati seolah berbisik sangat rindu terhadap Masjidil Haram. Hal ini lantas menggerakkan jiwa dan raga untuk dapat berupaya menjejakkan kaki dan bersujud di depan Ka’bah.

Ternyata, bisikan hati yang sangat rindu terhadap Makkah tersebut ialah doa Nabi Ibrahim yang di ijabah oleh Allah hingga kini. Doa tersebut Allah abadikan dalam Al-Qur’an;

Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” (QS. Ibrahim: 37).

Dalam kitab At-tafsir Al-Muyassar, “(Nabi Ibrahim berkata) Wahai Rabb sesungguhnya saya melakukan ini karena perintah-Mu, agar mereka menunaikan shalat sesuai dengan tuntunan-Mu, jadikan hati sebagian mahkluk-Mu agar cenderung kepada ka’bah/Makkah dan mencintainya” (At-tafsir Al-Muyassar, hal 260).

Maka tak heran, bila hati kita kerap “rewel” sangat ingin berkunjung dan beribadah di Baitullah. Jawablah bisikan hati itu dengan terus berdoa dan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mengunjungi Masjidil Haram.

Pengalaman Spiritual yang Mendalam

Siapapun yang dapat menunaikan ibadah haji maupun umrah, ia telah terpilih menjadi tamu undangan untuk berkunjung ke rumah-Nya. Hal ini menjadikan panggilan istimewa itu amat membekas bagi siapapun yang telah berpengalaman mengunjungi tanah suci.

Tak sedikit dari jemaah yang merasakan ketenangan dan sensasi beribadah yang jauh berbeda ketika berada di Masjidil Haram. Seolah kehadiran Allah terasa dekat, mendekap tubuh yang ringkih dan berlumur dosa. Hal ini menjadikan rindu kian menggebu untuk kembali lagi dan lagi ke Tanah Suci.

Demikianlah makna haji panggilan Allah. Setiap kita sejatinya tengah menunggu giliran untuk Allah panggil mengunjungi rumah-Nya. Maka bersiaplah dengan doa dan upaya agar dapat mengunjungi tanah suci Makkah dan Madinah. (Noviana)

Hikmah Tour Travel menawarkan perjalanan ibadah umrah dan program Wisata Halal baik domestik maupun Internasional di antaranya Turki, Uzbekistan, dan Korea. Yuk daftarkan diri Anda dan orang-orang terkasih untuk menikmati perjalanan ibadah umrah dan wisata halal bersama Hikmah Tour and Travel. Kunjungi website kami dan hubungi customer servis untuk informasi lebih lengkap.

Hotline Call Center:

📞HikmahTravel (081 2211 101)

📞KBIHU DT (08122 3626 162)

× Tanya Admin