Sa’i merupakan salah satu rukun wajib dalam ibadah umrah. Tata cara sa’i adalah dengan berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah. Di sepanjang jalur sa’i, terdapat lampu hijau yang memiliki makna dan sejarah tersendiri. Berikut penjelasan tentang makna dan sejarah lampu hijau di area sa’i.
Sejarah Lampu Hijau di Area Sa’i
Kehadiran lampu hijau di jalur sa’i memiliki hubungan erat dengan kisah Siti Hajar, ibu Nabi Ismail. Dalam perjalanan mencari air untuk anaknya yang kehausan, Siti Hajar berlari kecil di sebuah lembah di antara Shafa dan Marwah. Area ini dulunya berupa dataran yang lebih rendah daripada jalur lainnya.
Untuk mengenang perjuangan Siti Hajar, area tersebut kini ditandai dengan lampu hijau. Dahulu, penanda ini berupa garis atau tanda sederhana. Namun seiring waktu, modernisasi di Masjidil Haram menggantinya dengan lampu hijau untuk mempermudah jemaah mengenalinya.
Makna Lampu Hijau dalam Ibadah Sa’i
Lampu hijau ini memiliki beberapa makna penting, antara lain:
– Menandai Area Berlari Kecil (Raml): Bagi laki-laki, sunnah untuk berlari kecil (raml) saat melewati area yang terdapat lampu hijau. Hal ini adalah salah satu cara untuk meneladani apa yang Siti Hajar lakukan. Perempuan tidak wajib berlari kecil, tetapi cukup berjalan dengan tenang melewati area tersebut.
– Menghormati Perjuangan Siti Hajar: Penanda ini mengingatkan jemaah akan keteguhan hati Siti Hajar dalam mencari air untuk anaknya. Lampu hijau juga menjadi simbol perjuangan, keyakinan, dan tawakal kepada Allah SWT dalam menghadapi ujian hidup.
– Membantu Jemaah dalam Ibadah Sa’i: Lampu hijau memudahkan jemaah untuk mengenali lokasi di mana mereka perlu melakukan raml. Dengan adanya penanda ini, ibadah sa’i menjadi lebih terarah dan tertib.
Modernisasi Jalur Sa’i
Seiring perkembangan zaman, jalur sa’i mengalami banyak renovasi untuk meningkatkan kenyamanan jemaah. Penanda lampu hijau menggantikan tanda tradisional, menjadikannya lebih mudah terlihat bahkan di tengah keramaian. Lampu ini juga lengkap dengan pencahayaan terang yang tetap terlihat jelas saat malam hari.
Nilai Spiritual di Balik Lampu Hijau
Lampu hijau di area sa’i bukan hanya tanda fisik, tetapi juga pengingat akan makna spiritual. Jemaah yang melewati area ini dapat merenungi betapa besarnya pengorbanan dan keyakinan Siti Hajar kepada Allah.
Pada kehidupan sehari-hari, lampu hijau ini menjadi inspirasi untuk terus berusaha dan bertawakal kepada Allah dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
Kesimpulannya, lampu hijau di area sa’i bukan hanya penanda fisik, tetapi juga simbol perjuangan, keyakinan, dan tawakal yang Siti Hajar contohkan. Melalui tanda ini, jemaah perlu menghayati nilai-nilai spiritual dalam ibadah sa’i sehingga dapat menjalankannya dengan lebih khusyuk dan penuh makna. (Dian Safitri)