Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Namun, penting untuk kita sadari bahwa tidak semua haji yang dilaksanakan otomatis Allah terima. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan haji tertolak, meskipun secara lahiriah ibadah tersebut telah kita jalankan.
Berikut adalah beberapa penyebab haji tidak Allah terima.
Niat yang Tidak Ikhlas
Haji adalah ibadah yang agung dan harus kita lakukan semata-mata karena Allah SWT. Jika seseorang melaksanakan haji karena ingin mendapatkan pujian, gelar haji, atau tujuan duniawi lainnya, maka hajinya bisa tertolak.
Allah SWT berfirman: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (QS. Al-Bayyinah: 5)
Nabi Muhammad saw juga bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan Allah balas) berdasarkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Biaya Haji dari Sumber yang Haram
Haji harus dibiayai dengan harta yang halal. Jika seseorang menggunakan uang hasil korupsi, riba, penipuan, atau harta haram lainnya, maka hal itu dapat membuat hajinya tidak Allah terima. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim)
Masih Menyimpan Dosa Besar tanpa Taubat
Jika seseorang berangkat haji tapi masih terus-menerus melakukan dosa besar, seperti tidak menunaikan salat, berzina, menipu, atau memutus tali silaturahim tanpa bertaubat, maka hajinya bisa tertolak. Haji adalah momentum taubat total. Jika tidak ada perbaikan diri, maka keutamaannya bisa hilang.
Tidak Menjaga Adab dan Etika Selama Haji
Allah menyebutkan dalam Al-Quran tentang pentingnya menjaga adab saat haji: “Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (ucapan kotor), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan dalam masa mengerjakan haji.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Jika selama di Tanah Suci seseorang berkelahi, berkata kasar, atau merusak ketertiban, maka itu bisa mengurangi bahkan menggugurkan nilai ibadah hajinya.
Meremehkan Hak-Hak Sesama Manusia
Haji tidak menghapus dosa terhadap sesama manusia kecuali dengan minta maaf dan mengembalikan hak. Jika seseorang berangkat haji tetapi masih menyimpan dosa dengan orang lain, misalnya belum mengembalikan utang, masih memfitnah, atau memutuskan tali silaturahim, maka hal ini bisa menjadi penghalang diterimanya haji.
Tidak Ada Perubahan Setelah Pulang Haji
Tujuan dari ibadah haji adalah transformasi diri, menjadi muslim yang lebih baik. Jika setelah haji seseorang tetap melakukan maksiat, tidak menjaga salat, atau kembali pada kehidupan buruk sebelumnya, maka itu tanda hajinya belum membekas.
Rasulullah saw bersabda: “Haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (HR. Bukhari dan Muslim) Sebaliknya, jika tidak mabrur, maka tak ada jaminan diterima.
Itulah beberapa penyebab haji tidak Allah terima atau tertolak. Haji yang Allah terima adalah haji yang seseorang kerjakan dengan ikhlas, menggunakan harta yang halal, menjaga adab, dan adanya perubahan hidup ke arah yang lebih baik.
Maka, sebelum dan sesudah berangkat haji, seorang muslim hendaknya melakukan muhasabah diri, memperbaiki niat, dan membersihkan diri dari segala bentuk kemaksiatan. Wallahu a’lam. Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita, termasuk ibadah haji bagi yang telah atau akan menunaikannya. Aamiin. (Dian Safitri)