Tenang, rezeki sudah Allah jamin. Tidak ada satu makhluk pun yang terlupakan dalam ketetapan-Nya. Allah berfirman: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap makhluk memiliki jatah rezekinya masing-masing. Namun, meskipun rezeki sudah di jamin Allah, bukan berarti manusia hanya duduk diam dan menunggu. Ada dua hal yang harus dilakukan dalam memperoleh rezeki yaitu berusaha dan bertawakal.
Berusaha Sebagai Bentuk Ikhtiar
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka berusaha untuk mengubahnya sendiri” (QS. Ar-Ra’d: 11). Ini menunjukkan bahwa usaha adalah bagian penting dalam mencari rezeki. Berusaha bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti bekerja, berbisnis, atau belajar agar mendapatkan keterampilan yang lebih baik.
Nabi Muhammad saw sendiri adalah contoh terbaik dalam hal ini. Sejak kecil, beliau sudah bekerja sebagai penggembala dan kemudian menjadi pedagang yang sukses. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat mendorong umatnya untuk bekerja keras dalam mencari rezeki yang halal. Bahkan dalam beberapa hadis, Rasulullah saw menegaskan bahwa tangan yang bekerja lebih baik daripada tangan yang hanya meminta-minta.
Berusaha juga berarti mencari sumber rezeki yang halal. Dalam kehidupan modern, ini bisa diterapkan dengan memilih pekerjaan yang baik, menghindari riba, serta tidak melakukan kecurangan dalam bisnis atau perdagangan. Hal ini sangat penting karena keberkahan rezeki tidak hanya ditentukan oleh jumlahnya, tetapi juga dari sumber dan cara memperolehnya.
Tawakal Sebagai Bentuk Kepasrahan kepada Allah
Setelah berikhtiar, tugas kita selanjutnya adalah bertawakal. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi percaya sepenuhnya bahwa hasil akhir ada di tangan Allah SWT. Rasulullah saw bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung. Burung itu berangkat pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)
Burung tidak hanya berdiam diri di sarangnya, tetapi ia keluar dan berusaha. Begitu pula dengan kita. Rezeki mungkin datang dari arah yang tak disangka-sangka, tetapi setiap langkah yang kita ambil dengan niat yang lurus akan selalu Allah bimbing menuju yang terbaik.
Rezeki Datang dengan Cara yang Tak Terduga
Sering kali, manusia merasa khawatir akan rezekinya. Padahal, Allah sudah mengatur semuanya dengan cara yang terbaik. Ada banyak kisah tentang rezeki yang datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Salah satunya adalah kisah sahabat Rasulullah yang mendapat rezeki setelah bersedekah. Ini mengajarkan bahwa salah satu cara memperluas rezeki adalah dengan berbagi kepada sesama.
Dalam kehidupan nyata, banyak orang yang mengalami keajaiban rezeki setelah menolong orang lain. Misalnya, seseorang yang dengan ikhlas membantu temannya mendapatkan pekerjaan, dan ternyata beberapa waktu kemudian ia sendiri mendapatkan peluang kerja yang lebih baik. Hal ini membuktikan bahwa kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita dalam bentuk rezeki yang lebih luas.
Menjaga dan Memperluas Keberkahan Rezeki
Lebih dari sekadar jumlah, keberkahan adalah inti dari rezeki yang sesungguhnya. Ada beberapa amalan yang dapat memperluas dan menjaga keberkahannya. Pertama, istighfar dan taubat, dengan memohon ampun kepada Allah membuka pintu rezeki yang tertutup.
Kedua, silaturahmi, menjalin hubungan baik dengan keluarga dan saudara melapangkan jalan rezeki. Ketiga, sedekah, semakin banyak memberi maka semakin luas pula pintu rezeki yang terbuka. Terakhir, syukur, dengan bersyukur Allah akan menambah nikmat yang telah diberikan (QS. Ibrahim: 7).
Tenanglah, Rezekimu Tak Akan Salah Alamat
Yakinlah bahwa rezeki sudah dijamin Allah dengan sebaik-baiknya. Yang perlu kita lakukan hanyalah menjemputnya dengan usaha yang tulus dan menyerahkannya kembali kepada Allah dengan penuh keyakinan.
Jangan biarkan kekhawatiran tentang rezeki menghalangi langkah kita dalam beribadah dan berbuat kebaikan. Karena sejatinya, rezeki bukan hanya tentang harta, tetapi juga tentang hati yang tenang, hidup yang berkah, dan keberlimpahan yang tak selalu kasat mata.
Percayalah, rezekimu tak akan tertukar, tak akan terlambat, dan tak akan berkurang sedikit pun dari apa yang telah Allah tetapkan. Yang perlu kita lakukan hanyalah terus melangkah dengan penuh ikhlas dan biarkan Allah yang menyempurnakan setiap usaha kita. (Nenden)