Sahabat Hikmah, Ka’bah merupakan bangunan suci bagi umat Islam. Setiap saat, jutaan umat muslim melakukan thawaf, salat, berdzikir, beribadah di depan Ka’bah. Bangunan mulia tersebut menjadi simbol penghambaan kepada Allah SWT. Artikel ini akan membantu Anda untuk mengetahui sejarah pembangunan Ka’bah dari masa ke masa.
Pembangunan Ka’bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Allah memerintahkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bersama putranya, Nabi Ismail ‘alaihissalam, untuk membangun Ka’bah. Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam sejarah peradaban tauhid. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail seraya berdoa: ‘Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’” (QS. Al-Baqarah: 127)
Seusai pembangunan, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru manusia agar datang berhaji. Seruan itu pun menggema hingga hari ini, ketika jutaan umat Islam menunaikan ibadah haji setiap tahunnya.
Renovasi dari Masa ke Masa
Ka’bah mengalami beberapa kali renovasi setelah masa Nabi Ibrahim:
Masa Quraisy (sebelum kerasulan Nabi Muhammad)
Bangunan Ka’bah pernah rusak akibat banjir besar. Kaum Quraisy kemudian merenovasinya. Saat itulah terjadi peristiwa penempatan Hajar Aswad, di mana Nabi Muhammad, yang saat itu berusia sekitar 35 tahun, menyelesaikan perselisihan antar kabilah dengan penuh kebijaksanaan.
Masa Khalifah Abdullah bin Zubair (65 H)
Khalifah Yazid menyerang Mekkah pada 683 M dan menyebabkan sebagian besar dinding Ka’bah rusak. Lalu, Abdullah bin Zubair membangun ulang Ka’bah sesuai bentuk yang diinginkan Nabi Muhammad, termasuk menambahkan pintu masuk dan keluar. Ia menambahkan tinggi bangunan itu menjadi 10 hasta, dan juga menambah panjangnya hingga 6 hasta ke arah Hijir Ismail.
Masa Khalifah Al-Hajjaj bin Yusuf (73 H)
Atas perintah Khalifah Abdul Malik bin Marwan, bentuk Ka’bah dikembalikan seperti pada masa Quraisy. Ia kemudian menutup pintu barat dan menaikkan posisi pintu dengan tanah, naik lima hasta dari permukaan tanah.
Masa Turki Utsmani dan Kerajaan Saudi
Renovasi dilakukan untuk memperkuat struktur, memperluas area Masjidil Haram, dan menjaga keamanan jamaah. Hingga kini, Ka’bah terus dirawat dengan penuh kehormatan.
Makna Spiritual Ka’bah
Ka’bah bukan sekadar bangunan batu berbentuk kubus, melainkan simbol tauhid dan persatuan umat Islam. Di sanalah seluruh hati kaum muslimin tertuju, sebagai pengingat bahwa hanya kepada Allah-lah segala ibadah dipersembahkan. Ka’bah menjadi saksi perjalanan panjang para nabi, sekaligus pusat peribadatan pertama di muka bumi.
Demikianlah artikel mengenai Sejarah Pembangunan Ka’bah. Semoga suatu hari nanti kita mendapat kesempatan untuk thawaf dan bersujud langsung di depan bangunan mulia itu, aamiin. (Noviana)
Informasi Umrah Hikmah Tour & Travel
Hubungi Kami:
📲 081 2211 101
📸 IG: @hikmahtourtravel





