sejarah sa’i dan hikmahnya

Sejarah Sa’i dan Hikmahnya, Ini Dia

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Bukit Safa dan Marwah merupakan tempat pelaksanaan rukun haji dan  umrah yakni sa’i. Ritual sa’i di kedua bukit tersebut tak luput dari peristiwa bersejarah Siti Hajar dan Nabi Ismail. Melalui artikel ini, mari kita ulik bersama mengenai sejarah sa’i dan hikmahnya dalam ibadah haji maupun umrah.

Sejarah Sa’i

Ritual sa’i begitu erat kaitannya dengan kisah Siti Hajar dan Nabi Ismail. Kala itu, Nabi Ibrahim membawa Siti Hajar dan Nabi Ismail untuk hijrah dari Baitul Maqdis ke Lembah Bakkah (saat ini Mekkah). Dulunya, tanah Mekkah begitu tandus dan tak berpenghuni. Di tempat inilah Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan Nabi Ismail yang masih bayi atas perintah Allah.

Sesampainya di daerah tersebut, Nabi Ibrahim meletakkan bejana berisi air dan geribah/wadah berisi kurma di sisi Siti Hajar dan Nabi Ismail kecil. Tak berselang lama, Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya yang membuat heran Bunda Siti Hajar.

“Wahai Ibrahim, hendak ke mana kau pergi? Apakah kau akan meninggalkan kami di lembah yang tandus dan tak berpenghuni ini?” tanya Siti Hajar.

Namun, Nabi Ibrahim tak mampu menjawab sepatah kata pun. Hingga akhirnya, Siti Hajar bertanya kembali, “Apakah ini atas perintah Allah?” Nabi Ibrahim menjawab, “Ya.”

Mendengar itu Siti Hajar kembali menimpali. “Baiklah, jika seperti itu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami,” ujarnya.

Perjuangan Siti Hajar

Setelah kepergian Nabi Ibrahim, perbekalan Siti Hajar dan Nabi Ismail semakin menipis. Nabi Ismail yang saat itu masih bayi, menangis tiada henti karena merasa haus. Namun sayang, ibunda Siti Hajar tak lagi dapat menyusui karena perbekalannya habis dan tak ada air atau pun makanan untuk ia konsumsi.

Siti Hajar berlarian ke sana kemari untuk mencari bantuan. Namun tidaklah ia temui selain gurun pasir yang begitu tandus. Di lihatnya Bukit Safa, lalu ia menaiki bukit tersebut untuk mencari pertolongan. Tetapi, tak satu pun orang ia temui.

Kembali Siti Hajar turun lalu menaiki Bukit Marwah untuk melakukan hal yang sama sebanyak tujuh kali, tetapi hasilnya nihil. Tak ada apapun yang ia dapati untuk menenangkan tangisan sang bayi dan meredakan rasa hausnya.

Saat ia turun kembali ke tempat Nabi Ismail, telah ia dapati mata air berada di bawah kaki Nabi Ismail. Lalu ia kumpulkan air tersebut sembari berkata “zam zam,” yang artinya kumpul. Mata air inilah yang menjadi air paling mulia di dunia, dan menjadi titik kehidupan di Jazirah Arab.

Kisah Siti Hajar yang berlarian di Bukit Safa dan Marwah itulah yang menjadi dasar pelaksanaan sa’i bagi jemaah haji maupun umrah sampai saat ini.

Hikmah Pelaksanaan Sa’i

Secara bahasa, sa’i berarti berlari-lari kecil. Berlari kecil maupun berjalan di antara Bukit Safa dan Marwah yang merupakan salah satu rukun ibadah haji san umrah. Adapun hikmah dari pelaksanaan sa’i adalah menjalani hidup harus penuh perjuangan serta bertawakal kepada Allah.

Karena hidup merupakan perjalanan dan setiap perjalanan pasti akan kita temui berbagai halang rintang. Maka, untuk mengatasi halangan tersebut membutuhkan perjuangan dan tawakal. Berserah sepenuhnya kepada Allah SWT. Wallahu’alam. (Noviana)

Demikianlah sejarah sa’i dan hikmahnya yang dapat kami sajikan untuk Anda, semoga artikel ini bermanfaat dan semakin menambah kerinduan kita untuk berkunjung ke tanah suci.

Hikmah Tour Travel menawarkan perjalanan ibadah umrah yang lebih berkesan bagi Anda. Yuk, daftarkan diri dan orang-orang terkasih untuk menikmati perjalanan ibadah umrah arbain bersama Hikmah Tour and Travel. Kunjungi website kami dan hubungi customer servis untuk informasi lebih lengkap.

Hotline Call Center:

HikmahTravel (081 2211 101)

KBIHU DT (08122 3626 162)

× Tanya Admin