Sebelum berangkat umrah, sudahkah Anda mengetahui tata cara umrah dan bacaan doanya? Langkah-langkah pelaksanaan umrah secara lengkap penjelasannya ada dalam buku Tuntunan Lengkap Wajib & Sunnah Haji dan Umrah karya Halik Lubis.
Persiapan Menuju Miqat
Para jemaah bersama-sama bergerak menuju Miqat. Miqat adalah waktu dan tempat yang ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya sebagai titik awal untuk melaksanakan haji dan umrah. Di tempat inilah jemaah memulai ihram atau mengucapkan niat umrah.
Mengenakan Pakaian Ihram
Langkah kedua dalam pelaksanaan umrah adalah mengenakan pakaian ihram. Bagi laki-laki, ihram terdiri dari dua helai kain putih, salah satunya dipakai sebagai sarung. Sementara itu, perempuan boleh memakai pakaian apa saja selama tidak menonjolkan perhiasan dan tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Memulai Ihram
Menurut buku Petunjuk Praktis Manasik Haji dan Umrah karya Abu Abdillah, langkah selanjutnya dalam tata cara umrah adalah memulai ihram sambil melafalkan:
“Labbaika umratan.”
“Aku penuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah.”
Tidak ada salat tertentu saat memulai ihram. Namun, jika waktu salat fardu tiba sebelum memulai ihram, ulama menyarankan untuk melaksanakan salat terlebih dahulu.
Mengucapkan Talbiah sampai Melihat Ka’bah
Setelah membaca “Labbaika umratan” maka lanjut membaca talbiah:
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak.”
“Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanya milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Anjuran bagi laki-laki melafalkan talbiyah dengan suara keras, sedangkan perempuan melafalkannya dengan suara pelan.
Memasuki Masjidil Haram
Sebelum tiba di Makkah, lebih baik mandi terlebih dahulu. Saat memasuki Masjidil Haram, sunnahnya melangkah dengan kaki kanan terlebih dahulu sambil membaca doa.
“A‘udzu billahil ‘azhim wa biwajhihil karim wa sulthanihil qadim minas syaithanir rajim. Bismillahi wal hamdulillah. Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala ali sayyidina muhammadin. Allahummaghfirli dzunubi waftahli abwaba rahmatik.”
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, kepada Zat-Nya Yang Maha Mulia, serta kepada kerajaan-Nya yang abadi, dari setan yang terkutuk. Dengan nama Allah dan segala puji bagi-Nya. Ya Tuhanku, limpahkanlah salawat dan salam kepada Nabi Muhammad serta keluarganya. Ya Tuhanku, ampunilah seluruh dosa-dosaku dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu bagiku.”
Menuju Ka’bah dan Melaksanakan Tawaf 7 Kali
Setelah masuk ke Masjidil Haram, langkah berikut dalam umrah adalah menuju Hajar Aswad. Jemaah disarankan mengucapkan “Allahu Akbar” atau “Bismillahi Allahu Akbar”, lalu menyentuh Hajar Aswad dengan tangan kanan dan menciumnya di setiap putaran.
Jika tidak memungkinkan untuk menyentuh dan mencium Hajar Aswad, cukup dengan menyentuhnya dan mencium tangan yang menyentuhnya. Jika itu juga tidak memungkinkan, cukup memberi isyarat dengan tangan kanan tanpa perlu mencium tangan.
Awal dan akhir tawaf di Hajar Aswad. Pada tiga putaran pertama, sunnahnya berlari-lari kecil, sementara empat putaran terakhir dengan berjalan biasa. Setelah tawaf, anjuran bagi jemaah untuk melaksanakan salat sunnah tawaf dua rakaat di belakang makam Ibrahim, kemudian meminum air zam zam dan menyiramkannya di kepala.
Sai
Sa’i adalah langkah berjalan dari Bukit Safa ke Marwah dan merupakan tahap ketujuh dalam tata cara umrah. Pertama-tama, jemaah harus berjalan menuju Bukit Safa. Setibanya di bukit tersebut, sunnahnya membaca surah Al-Baqarah ayat 158.
“Innas Safaa wal-Marwata min sha’aaa’iril laahi faman hajjal Baita awi’tamara falaa junaaha ‘alaihi ai yattawwafa bihimaa; wa man tatawwa’a khairan fa innal laaha Shaakirun’Aliim.”
“Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi‘ar (agama) Allah. Maka barang siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‘i antara keduanya. Dan barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.”
Di puncak Bukit Safa, anjuran bagi jemaah untuk menghadap ke Ka’bah dan membaca doa berikut ini:
“Laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamd, wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir, laa ilaaha illallaahu wahdah, anjaza wa’dah, wa nashoro ‘abdah, wa hazamal ahzaaba wahdah.”
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, yang melaksanakan janji-Nya, membela hamba–Nya (Muhammad) dan mengalahkan golongan musuh sendirian.”
Setelah itu, jemaah menuju Bukit Marwah dengan langkah cepat. Kemudian, mereka kembali ke Bukit Safa dan melakukan ritual yang sama seperti awal sebanyak tujuh kali.
Tahallul
Proses umrah yang terakhir adalah tahallul, yaitu memotong rambut setelah menyelesaikan sa’i antara Bukit Safa dan Bukit Marwah. Bagi jemaah laki-laki, sebaiknya menggundul rambutnya, sedangkan bagi perempuan, cukup dengan memotong rambut sepanjang satu ruas jari. (Dian Safitri)