Umrah merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Meskipun tidak wajib seperti haji, ibadah ini memiliki keutamaan dan pahala yang besar. Dalam praktiknya, terdapat berbagai jenis umrah yang sering umat muslim kenal, di antaranya adalah umrah biasa dan arbain. Keduanya memiliki kesamaan dalam ritual dasarnya tetapi berbeda dalam tujuan dan praktik tambahan yang menyertainya.
Umrah arbain tidak berbeda dalam rukun dan wajibnya, tetapi memiliki tambahan amalan berupa salat berjemaah sebanyak 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi, Madinah. Praktik ini membutuhkan waktu lebih lama karena fokus pada keberadaan jemaah di Madinah untuk menyempurnakan ibadah tersebut.
Perbedaan
Tentu ada beberapa perbedaan yang dapat kita lihat. Seperti durasi waktu, umrah biasa lebih singkat yaitu sekitar 7-10 hari sedangkan arbain lebih lama biasanya 12-15 hari. Jika umrah biasa hanya fokus pada pelaksanaan rukun dan wajib umrah. Maka, arbain tak hanya fokus pada rukunnya tetapi fokus juga pada salat 40 waktu di Masjid Nabawi.
Jika kita lihat dari waktu pelaksanaannya, umrah biasa lebih fleksibel daripada arbain yang memerlukan jadwal lebih panjang untuk memenuhi syaratnya. Secara tantangan pun umrah biasa lebih ringan secara fisik dan waktu. Sedangkan umrah arbain membutuhkan stamina, kesabaran, dan disiplin tinggi untuk menjaga konsistensi salat.
Mana yang Lebih Utama?
Secara umum, keduanya memiliki keutamaan yang luar biasa. Jika seseorang memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya, umrah biasa sudah sangat bernilai di sisi Allah SWT. Namun, bagi yang memiliki kesempatan dan kemampuan lebih, melaksanakan umrah arbain dapat menjadi investasi spiritual yang sangat berharga dengan pahala berlipat ganda.
Baik umrah biasa maupun arbain adalah bentuk ibadah yang mulia di sisi Allah SWT. Perbedaannya hanya terletak pada tambahan ibadah salat 40 waktu di Masjid Nabawi.
Setiap muslim dapat memilih jenis umrah sesuai dengan kemampuan, waktu, dan niatnya. Yang paling penting adalah menjalankan ibadah tersebut dengan ikhlas, penuh kesungguhan, dan harapan akan rida Allah SWT.
“Barang siapa mengerjakan amal kebaikan seberat biji zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7) Semoga setiap langkah menuju Baitullah dan Masjid Nabawi menjadi amal yang diterima di sisi Allah SWT. (Dian Safitri)